Cari Blog Ini

Minggu, 02 Oktober 2011

LIRIK LAGU HARASI-HIDUP HANYA SEKALI

Lirik Lagu Garasi Hidup Hanya Sekali Lyrics

sejenak cobalah kau pikir
salah bila memang semua ini
harus berakhir sampai di sini
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
sejenak memang menyakitkan
akupun merasakan namun inilah yang terbaik
janganlah kau diam, terus berjalan

hidup hanya sekali, jangan biarkan menunggu
waktu takkan kembali, biarkan saja berlalu
cinta tak akan mati mengisi relung hatimu
meski tak ada lagi cinta seperti yang dulu

sejenak cobalah kau pikir
secercah harapan kan menemani langkahmu
janganlah kau diam, teruslah berjalan

hidup hanya sekali, jangan biarkan menunggu
waktu takkan kembali, biarkan saja berlalu
cinta tak akan mati mengisi relung hatimu
meski tak ada lagi cinta seperti yang dulu

lupakan semua lukamu
lupakan semua yang membuatmu menangis
yakinkan senyummu tuk bisa terangi hatimu

hidup hanya sekali, jangan biarkan menunggu
waktu takkan kembali, biarkan saja berlalu
cinta tak akan mati mengisi relung hatimu
meski tak ada lagi cinta seperti yang dulu

cinta tak akan mati mengisi relung hatimu
meski tak ada lagi cinta seperti yang dulu

Kamis, 29 September 2011

fixed gear

Pada prinsip sepeda Fixie adalah sepeda dengan ‘gear mati’ alias Fixed Gear alias tidal free wheel..
Base sepeda ini menggunakan rangka sepeda balap (road bike) dan simple, tanpa gear shift bahkan handle brake (rem).

Sepeda fixie adalah sepeda yang digunakan kaum pengantar pos/koran/majalah, yang biasa dikenal dengan kurir di wilayah kelahiran saya di Amerika sana, persisnya di New York.
Mereka mengalami masalah lead time pada saat mendeliver paket mereka karena kondisi kota New York yang begitu padat.
Makanya mereka memilih sepeda sebagai altrernative, dan hasilnya memuaskan dengan lead time delivery berkurang dan pengiriman yang jauh lebih cepat.

Fixie Bike, yang menggunakan Fixed Gear, akan membuat ayunan pedal terus berputar seiring dengan perputaran roda belakang, sehingga untuk melakukan pengereman, maka si pengendara harus mengurangi putaran pedal dengan cara gaya melawan arah putaran pedal.. atau biasa di sebut dengan sistem ‘door trape’..

Kalau kepingin mudah ngebayaginnya, om dan tante bisa membayangkan teori ayunan pada becak..

Hal ini sangat berbahaya untuk orang yang tidak terbiasa, karena pada saat melewati jalan menurun, maupun berbelok, pedal akan terus berputar dan laju sepeda akan terus melaju dengan kencang. (biasanya perbandingan gigi (gear ratio) depan dan belakang juga besar).

Tapi untuk yang penasaran untuk kepingin punya fixie, sekarang ada alternative, seperti :

a. Biasanya untuk mensiasati penggunaan gear door trape , juga dipasangkan gear free wheel, jadi pada hub belakang ada dua gear di kanan dan kirinya.

Satu sisi untuk sistem door trape, sisi lain untuk free wheel

Jadi kalo mau nyaman dan aman, tinggal dibalik aja bannya,,….asalal jangan lupa, sebaiknya juga pake ban luar dengan sistem “all direction”

b. Bisa ditambahkan dengan rem depan saja,…(ingat sepeda fixie adalah sepeda yang simple…jadi nggak banyak assesoris)

Kenapa rem depan saja?, karena rem depan lebih akurat dan cepat untuk memperlambat laju sepeda, selain pada saat kita melakukan rem depan, otomatis berat tubuh akan terdorong ke depan sesuai dengan hukum alam kelebaman. Jadi titik tumpu akan condong ke arah depan, sehingga lebih efektif meredam gaya yang ke arah depan.

Selasa, 20 September 2011

SEJARAH AWAL "ROCK IN SOLO"

Sebelumnya sedikit melihat ke belakang tentang sejarah bernama Rock in Solo. Berawal dari gagasan saya dengan beberapa kawan yang tergabung dalam kolektif bernama Bahaya. Kegelisahan akan minimnya event rock/ metal berkualitas di Solo dan kesempatan manggung untuk band sidestream ditengah geliat panggung musik yang berkembang di Solo. Ditambah paradigma stagnan terhadap scene Solo dalam dunia cadas. Mewujudkan ide dan keresahan ini pada sebuah event yang bernama Rock in Solo. Tahun 2004 dengan dukungan dari Gudang Garam di GOR Manahan Solo dengan headline Tengkorak, Seringai..saat itu mereka blm merilis album, The Brandals dengan beberapa band lokal yg menjadi pembuka seperti down for life, Russian Roulette, Automatic dan Sporadic Bliss dengan tema Road To Euro untuk menyambut gelaran Euro 2004. 1500an penonton menjadi saksi awal sejarah ini dimulai. Sempat terhenti karena bubarnya Bahaya Kolektif, kemudian beberapa individunya termasuk saya membuat kolektif baru bernama the ThiNK. Pada tahun 2007 dengan dukungan brand rokok nasional X Mild, Rock in Solo digelar dengan tema freedom metal fest. Menghadirkan raksasa metal tanah air Burgerkill dan Seringai sebagai headlinernya, dan diadakan di area outdoor Velodrome Manahan Solo. Beberapa band lokal sebagai pembuka dari lintas genre metal yaitu down for life, Makam, Bandoso, Faceless dan End of Summer. Majalah Rolling Stone Indonesia menyebut inilah rock/ metal fest terbesar di Jawa Tengah karena dihadiri lebih dari 5000 metalhead yang datang dari berbagai kota di Jawa Tengah. Ini mungkin karena harga tiket yang sangat murah dan terjangkau..hehehe. Euforia yang kemudian menjadikan Solo tidak lagi dipandang sebelah mata dalam scene musik cadas di Indonesia. Tahun berikutnya Rock in Solo tidak dapat diadakan karena kendala pendanaan yang cukup besar setelah the ThiNK berkonsentrasi pada konser Caliban di Solo pada tahun 2008. Tertunda dan dihujani banyak pertanyaan tentang kelanjutan Rock in Solo, apalagi setelah kegagalan the ThiNK membawa Malevolent Creation ke Solo, memacu semangat kawan2 di the ThiNK untuk melanjutkan Rock in Solo di tahun 2009 dengan atau tanpa sponsor sekalipun. Sepiroth, band death metal dari Belanda awalnya yang diplot menjadi headlinernya. Tapi kejadian bom di JW Marriot dan Ritz Carlton membuat mereka mengurungkan niatnya untuk bermain di Indonesia termasuk di Solo. Secara mengejutkan kami mendapatkan tawaran dari Solucites, EO metal paling top di Indonesia..hehehe.. mereka menawarkan tidak tanggung2 raksasa death metal Australia..Psycroptic. Tanpa banyak berpikir the ThiNKmenyetujuinya. Dengan persiapan yang cukup lama dan matang the ThiNK menyiapkan Rock in Solo 2009 dengan tema youth metal fest dan mengandeng brand Neo Mild dari Bentoel untuk menyupportnya. GOR Manahan Solo, Sabtu 31 Oktober 2009 2000an metalhead dari Yogyakarta, Semarang, Bandung, Malang dan kota2 lain datang untuk menjadi bagian dari sejarah Rock in Solo. Psycroptic didampingi band2 papan cadas Indonesia dari Burgerkill, Death Vomit dan down for life didapuk menjadi headliner kali ini. Dibuka oleh Nemesis dan Outright dari Bandung juga beberapa band Solo seperti Bandoso, Makam, Take and Awake, Spirit of Life dan Faceless. Sempat dalam kekhawatiran pengamanan karena kejadian tewasnya penonton karena ditusuk pada konser Superman is Dead beberapa minggu sebelumnya, Rock in Solo 2009 bisa berakhir dengan wajah2 puas dari penonton, bang yg tampil, pihak sponsor dan tentu saja the ThINK sebagai penyelenggaranya..hehehe. Kerja keras dari kawan2 di the ThiNK terbayar sudah dengan menghadirkan Rock in Solo 2009 dengan sukses. Terima kasih utk Solucites, Neo Mild, Poltabes Surakarta, Safira sound, Pakate Multi Media, Belukar, Solo Radio, Solopos, Holyflesh dan semua pihak yang mendukung event ini..hail to all of you who making a history..Rock in Solo..!
Untuk review event dari beberapa kawan akan segera diupload.
BY:HARYO "GORY" DFL

Sabtu, 26 Maret 2011

Liputan DOWN FOR LIFE di harian SUARA MERDEKA. Oleh: garna raditya

S U A R A yang menggaung dari raungan gitar berdistorsi dan vokal yang menggeram menjadi bagian penampilan para pemain band. Untuk kali kedua perhelatan bertajuk Violence in Wonderland di selenggarakan di Gedung Pertemuan Taman Budaya Raden Saleh, baru-baru ini.

Jejeran band yang tampil mengundang para anak muda Semarang menonton dengan berpakaian hitam-hitam. Bandband andalan kota Semarang itu tampil dengan performa yang prima. Masing-masing memberikan yang terbaik untuk ratusan audiens yang memenuhi gedung itu.

Sebut saja Screaming School dengan musik modern grungenya yang berhasil memikat penonton untuk bergerak mendekati panggung. Mereka memainkan beberapa lagu dari rilisan mini albumnya “Regres“. Ada pula aksi Sunday Sad Story yang memainkan musik metalcore. Para penonton yang didominasi anak muda itu mengapresiasi band-band lokal kesayangannya dengan totalitas.

Aksi band stoner rock, Octopuz tak kalah gagah mengeluarkan distorsi dari permainan musiknya. Selain band-band Semarang, turut tampil Down For Life dari Solo. Tampaknya band ini cukup ditunggu-tunggu para penonton. Diawali dengan “The Counterfit“, “One Town One“ dan “Crown“. Band yang baru saja tampil bersama Dying Fetus dari Amerika ini tampil dengan lagu-lagu baru setelah merilis albumnya bertajuk “Simponi Kebisingan Babi Neraka“.Menyanyi Sang vokalis, Stephanus Adjie, tahu betul bagaimana mengendalikan penontonnya.

Saat memainkan “Pesta Partai Barbar“ para penonton turut menyanyikan bersama hingga berebut mik untuk penggalan lirik yang dinyanyikan. Enam lagu dituntaskan, lagu “Pasukan Babi Neraka“ menjadi pamungkas penampilannya malam itu. “Penampilan kami sekarang lebih banyak mengenalkan lagu-lagu baru karena kami sebelumnya mengganti personel,“ ujar Adjie juga seorang penyiar radio ini.

Sejak tahun kemarin, band yang didirikan 1999 ini telah menetapkan formasi solidnya yaitu Ahmad Jojo Azhari (Bas), Wahyu Uziel Jayadi (Drum), Moses Rizky (Gitar) dan Rio Baskara (Gitar). “Dalam waktu dekat, kami akanmerilisalbumdarilagu-lagu baru yang telah kami kumpulkan. Musiknya tak jauh berbeda namun ada beberapa progresi dalam aransemen musik kami yang lebih matang,“ pungkas Adjie.
Advertisement
Advertisement