Cari Blog Ini

Jumat, 30 April 2010

sejarah rock in solo oleh haryo bima(gory)

Sebelumnya sedikit melihat ke belakang tentang sejarah bernama Rock in Solo. Berawal dari gagasan saya dengan beberapa kawan yang tergabung dalam kolektif bernama Bahaya. Kegelisahan akan minimnya event rock/ metal berkualitas di Solo dan kesempatan manggung untuk band sidestream ditengah geliat panggung musik yang berkembang di Solo. Ditambah paradigma stagnan terhadap scene Solo dalam dunia cadas. Mewujudkan ide dan keresahan ini pada sebuah event yang bernama Rock in Solo. Tahun 2004 den
Sebelumnya sedikit melihat ke belakang tentang sejarah bernama Rock in Solo. Berawal dari gagasan saya dengan beberapa kawan yang tergabung dalam kolektif bernama Bahaya. Kegelisahan akan minimnya event rock/ metal berkualitas di Solo dan kesempatan manggung untuk band sidestream ditengah geliat panggung musik yang berkembang di Solo. Ditambah paradigma stagnan terhadap scene Solo dalam dunia cadas. Mewujudkan ide dan keresahan ini pada sebuah event yang bernama Rock in Solo. Tahun 2004 dengan dukungan dari Gudang Garam di GOR Manahan Solo dengan headline Tengkorak, Seringai..saat itu mereka blm merilis album, The Brandals dengan beberapa band lokal yg menjadi pembuka seperti down for life, Russian Roulette, Automatic dan Sporadic Bliss dengan tema Road To Euro untuk menyambut gelaran Euro 2004. 1500an penonton menjadi saksi awal sejarah ini dimulai. Sempat terhenti karena bubarnya Bahaya Kolektif, kemudian beberapa individunya termasuk saya membuat kolektif baru bernama the ThiNK. Pada tahun 2007 dengan dukungan brand rokok nasional X Mild, Rock in Solo digelar dengan tema freedom metal fest. Menghadirkan raksasa metal tanah air Burgerkill dan Seringai sebagai headlinernya, dan diadakan di area outdoor Velodrome Manahan Solo. Beberapa band lokal sebagai pembuka dari lintas genre metal yaitu down for life, Makam, Bandoso, Faceless dan End of Summer. Majalah Rolling Stone Indonesia menyebut inilah rock/ metal fest terbesar di Jawa Tengah karena dihadiri lebih dari 5000 metalhead yang datang dari berbagai kota di Jawa Tengah. Ini mungkin karena harga tiket yang sangat murah dan terjangkau..hehehe. Euforia yang kemudian menjadikan Solo tidak lagi dipandang sebelah mata dalam scene musik cadas di Indonesia. Tahun berikutnya Rock in Solo tidak dapat diadakan karena kendala pendanaan yang cukup besar setelah the ThiNK berkonsentrasi pada konser Caliban di Solo pada tahun 2008. Tertunda dan dihujani banyak pertanyaan tentang kelanjutan Rock in Solo, apalagi setelah kegagalan the ThiNK membawa Malevolent Creation ke Solo, memacu semangat kawan2 di the ThiNK untuk melanjutkan Rock in Solo di tahun 2009 dengan atau tanpa sponsor sekalipun. Sepiroth, band death metal dari Belanda awalnya yang diplot menjadi headlinernya. Tapi kejadian bom di JW Marriot dan Ritz Carlton membuat mereka mengurungkan niatnya untuk bermain di Indonesia termasuk di Solo. Secara mengejutkan kami mendapatkan tawaran dari Solucites, EO metal paling top di Indonesia..hehehe.. mereka menawarkan tidak tanggung2 raksasa death metal Australia..Psycroptic. Tanpa banyak berpikir the ThiNKmenyetujuinya. Dengan persiapan yang cukup lama dan matang the ThiNK menyiapkan Rock in Solo 2009 dengan tema youth metal fest dan mengandeng brand Neo Mild dari Bentoel untuk menyupportnya. GOR Manahan Solo, Sabtu 31 Oktober 2009 2000an metalhead dari Yogyakarta, Semarang, Bandung, Malang dan kota2 lain datang untuk menjadi bagian dari sejarah Rock in Solo. Psycroptic didampingi band2 papan cadas Indonesia dari Burgerkill, Death Vomit dan down for life didapuk menjadi headliner kali ini. Dibuka oleh Nemesis dan Outright dari Bandung juga beberapa band Solo seperti Bandoso, Makam, Take and Awake, Spirit of Life dan Faceless. Sempat dalam kekhawatiran pengamanan karena kejadian tewasnya penonton karena ditusuk pada konser Superman is Dead beberapa minggu sebelumnya, Rock in Solo 2009 bisa berakhir dengan wajah2 puas dari penonton, bang yg tampil, pihak sponsor dan tentu saja the ThINK sebagai penyelenggaranya..hehehe. Kerja keras dari kawan2 di the ThiNK terbayar sudah dengan menghadirkan Rock in Solo 2009 dengan sukses. Terima kasih utk Solucites, Neo Mild, Poltabes Surakarta, Safira sound, Pakate Multi Media, Belukar, Solo Radio, Solopos, Holyflesh dan semua pihak yang mendukung event ini..hail to all of you who making a history..Rock in Solo..!
Untuk review event dari beberapa kawan akan segera diupload.
Sampai jumpa di Rock in Solo 2010..!


Read more: http://blogs.myspace.com/index.cfm?fuseaction=blog.view&friendId=116924572&blogId=517238146#ixzz0meYnOnHrgan dukungan dari Gudang Garam di GOR Manahan Solo dengan headline Tengkorak, Seringai..saat itu mereka blm merilis album, The Brandals dengan beberapa band lokal yg menjadi pembuka seperti down for life, Russian Roulette, Automatic dan Sporadic Bliss dengan tema Road To Euro untuk menyambut gelaran Euro 2004. 1500an penonton menjadi saksi awal sejarah ini dimulai. Sempat terhenti karena bubarnya Bahaya Kolektif, kemudian beberapa individunya termasuk saya membuat kolektif baru bernama the ThiNK. Pada tahun 2007 dengan dukungan brand rokok nasional X Mild, Rock in Solo digelar dengan tema freedom metal fest. Menghadirkan raksasa metal tanah air Burgerkill dan Seringai sebagai headlinernya, dan diadakan di area outdoor Velodrome Manahan Solo. Beberapa band lokal sebagai pembuka dari lintas genre metal yaitu down for life, Makam, Bandoso, Faceless dan End of Summer. Majalah Rolling Stone Indonesia menyebut inilah rock/ metal fest terbesar di Jawa Tengah karena dihadiri lebih dari 5000 metalhead yang datang dari berbagai kota di Jawa Tengah. Ini mungkin karena harga tiket yang sangat murah dan terjangkau..hehehe. Euforia yang kemudian menjadikan Solo tidak lagi dipandang sebelah mata dalam scene musik cadas di Indonesia. Tahun berikutnya Rock in Solo tidak dapat diadakan karena kendala pendanaan yang cukup besar setelah the ThiNK berkonsentrasi pada konser Caliban di Solo pada tahun 2008. Tertunda dan dihujani banyak pertanyaan tentang kelanjutan Rock in Solo, apalagi setelah kegagalan the ThiNK membawa Malevolent Creation ke Solo, memacu semangat kawan2 di the ThiNK untuk melanjutkan Rock in Solo di tahun 2009 dengan atau tanpa sponsor sekalipun. Sepiroth, band death metal dari Belanda awalnya yang diplot menjadi headlinernya. Tapi kejadian bom di JW Marriot dan Ritz Carlton membuat mereka mengurungkan niatnya untuk bermain di Indonesia termasuk di Solo. Secara mengejutkan kami mendapatkan tawaran dari Solucites, EO metal paling top di Indonesia..hehehe.. mereka menawarkan tidak tanggung2 raksasa death metal Australia..Psycroptic. Tanpa banyak berpikir the ThiNKmenyetujuinya. Dengan persiapan yang cukup lama dan matang the ThiNK menyiapkan Rock in Solo 2009 dengan tema youth metal fest dan mengandeng brand Neo Mild dari Bentoel untuk menyupportnya. GOR Manahan Solo, Sabtu 31 Oktober 2009 2000an metalhead dari Yogyakarta, Semarang, Bandung, Malang dan kota2 lain datang untuk menjadi bagian dari sejarah Rock in Solo. Psycroptic didampingi band2 papan cadas Indonesia dari Burgerkill, Death Vomit dan down for life didapuk menjadi headliner kali ini. Dibuka oleh Nemesis dan Outright dari Bandung juga beberapa band Solo seperti Bandoso, Makam, Take and Awake, Spirit of Life dan Faceless. Sempat dalam kekhawatiran pengamanan karena kejadian tewasnya penonton karena ditusuk pada konser Superman is Dead beberapa minggu sebelumnya, Rock in Solo 2009 bisa berakhir dengan wajah2 puas dari penonton, bang yg tampil, pihak sponsor dan tentu saja the ThINK sebagai penyelenggaranya..hehehe. Kerja keras dari kawan2 di the ThiNK terbayar sudah dengan menghadirkan Rock in Solo 2009 dengan sukses. Terima kasih utk Solucites, Neo Mild, Poltabes Surakarta, Safira sound, Pakate Multi Media, Belukar, Solo Radio, Solopos, Holyflesh dan semua pihak yang mendukung event ini..hail to all of you who making a history..Rock in Solo..!
Untuk review event dari beberapa kawan akan segera diupload.
Sampai jumpa di Rock in Solo 2010..!


Read more: http://blogs.myspace.com/index.cfm?fuseaction=blog.view&friendId=116924572&blogId=517238146#ixzz0meYnOnHr

biografi band downforlife

DOWN FOR LIFE

PASUKAN BABI NERAKA:

  • Stephanus Adjie [vokal]
  • Imam Santoso [gitar]
  • Sigit Pratama [gitar]
  • Ahmad ‘Jojo’ Ashari [bass],
  • Wahyu ‘Uziel’ Jayadi [drum].

HIMNE KOTA BENGAWAN:

Rentetan serangan pasukan babi neraka adalah amunisi dari permainan gitar dua bersaudara, Imam Santoso dan Sigit Pratama, yang bersahutan saling mengisi, ditimpali bass line dengan sound berat dari Ahmad ‘Jojo’ Ashari, vokal provokatif dari Stephanus Adjie, serta skill drumming penuh power dari Wahyu ‘Uziel’ Jayadi. DFL bikin hardcore menjadi begitu agresif, brutal dan metalik. ‘Bengawan Solo’ riwayatnya kini sudah tidak se-syahdu biasanya. Jelas ini bukan konsumsi telinga orang-orang seangkatan kakek anda. Maaf, mbah Gesang…

ELEGI LINGKAR UTOPIS :

Membicarakan musik cadas di kota Solo, ada satu band yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja, yaitu Down For Life [DFL]. Pengendali metal kota Bengawan ini sudah malang melintang di jagad musik cadas hampir delapan tahun. Selama itu pula mereka memporakpandakan batasan esensi bunyi dan suara. Aksi panggung di ratusan panggung besar dan kecil di dalam dan luar kota membuat nama mereka begitu santer disebut sebagai band paling berbahaya dari kota Solo. Band ini dibentuk di kota Solo oleh beberapa individu yang sebelumnya terlibat dalam kolektif band-nya masing-masing dan lalu beraliansi dalam kelompok bernama DFL. Setelah tertunda hampir empat tahun, akhirnya debut album resmi mereka yang bertajuk Simponi Kebisingan Babi Neraka dirilis di bawah minor label Belukar Records. Sebelumnya, sejumlah rilisan tidak resmi atau bootleg berupa promo sudah tersebar secara gratis dan dapat diunduh di mana-mana. Sebenarnya ada beberapa label major dan minor menawarkan berbagai kerjasama tapi tidak menghasilkan kesepakatan dan bentuk yang signifikan. Di sela jadwal manggung yang begitu padat, mereka masih dapat meluangkan waktu untuk proses recording, mixing dan mastering di Biru Recording Studio [Solo] selama bulan Oktober hingga Desember 2007. Bersama sound engineer handal Setyo, yang juga soundman DFL saat live, akhirnya dihasilkan sepuluh komposisi cadas yang sangat anthemik. Singel Tertikam Dari Belakang jadi high rotate request di berbagai radio lokal, menyusul singel sebelumnya Change. Beberapa singel yang lain juga tercatat sempat ikut dalam berbagai proyek kompilasi. DFL yakin jika Simponi Kebisingan Babi Neraka adalah jawaban bagaimana musik cadas seharusnya dimainkan. Sambut himne kejayaan pasukan babi neraka dari kota bengawan!…

MENUJU MATAHARI DFL menghadirkan gitaris band rock veteran DD Crow [Roxx] di lagu Menuju Matahari. Singel Pasoepati merupakan anthem kelompok suporter sepakbola dan disumbangkan dalam kompilasi untuk Persis Solo. Sampul album mereka dikerjakan oleh artworker handal, Jahloo Gomez dari Belukar.

CURRENT RELEASE :

Simponi Kebisingan Babi Neraka [Belukar,2008]

WEBLINK :

KLIK DI SINI !!!

Lambang DFL :

Kamis, 29 April 2010

events pee wee gaskins

Apr 30 2010 8:00P
Palu Studio Jakarta, ID
May 2 2010 8:00P
Shai Hulud live in Jakarta Jakarta, ID
May 4 2010 8:00P
Palu Studio Jakarta, ID
May 5 2010 8:00P
Palu Studio Jakarta, ID
May 6 2010 8:00P
Palu Studio Jakarta, ID
May 11 2010 8:00P
Palu Studio Jakarta, ID
May 12 2010 8:00P
Palu Studio Jakarta, ID
May 13 2010 8:00P
Palu Studio Jakarta, ID
May 20 2010 8:00P
Palu Studio Jakarta, ID
May 21 2010 8:00P
Palu Studio Jakarta, ID

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).

(Bersambung